Sebagai generasi
penerus bangsa, kita seharusnya mempunyai perilaku yang baik. Salah satu faktor
penentu berhasil tidaknya seseorang adalah dilihat dari kebiasaannya saat ini. Seperti
dalam buku The 7 Habits of Highly Effective “Kebiasaanmu akan menjadikanmu
sukses atau menghancurkanmu”. Jadi melatih kebiasaan baik adalah hal yang
sangat penting dan wajib.
Kebiasaan
adalah suatu kegiatan yang terus dilakukan secara berulang sehingga apabila hal
itu harus dilepaskan dalam kehidupan akan terasa sulit.
Kebiasaan
bisa dibentuk dari usia anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Namun, pembentukan
dan penerapan kebiasaan yang baik adalah dilakukan saat remaja karena kebiasaan
remaja kebanyakan tidak baik dan lebih mendahulukan kesenangan. Hal ini jika
dibiarkan akan berdampak buruk terhadap soft skills mereka di dunia kerja
nanti.
Dalam buku The 7 Habits of Highly
Effective juga dijelaskan macam-macam kebiasaan yang sangat efektif yang
seharusnya dilakukan oleh remaja, diantaranya :
Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif
“bertanggung jawab dengan hidup sendiri”.
Bersikap Proaktif
adalah seseorang yang bertanggung jawab atas pilihan sendiri, tidak mudah
tersinggung, berpikir sebelum bertindak, dan tidak mudah marah dalam menghadapi
suatu masalah. Sebaliknya sikap reaktif adalah seseorang yang selalu
menyalahkan masalah kepada orang lain, mengganggap dirinya hanya seorang
korban, dan tidak bertanggung jawab terhadap hidupnya.
Sikap
proaktif ini membiasakan belajar tersenyum dan hidup bersama dengan apa yang
tidak disukai. Setiap mengalami kemunduran adalah peluang untuk mengubah
menjadi kemenangan. Bangkit mengatasi pelecehan. Meneruskan kebiasaan baik
kepada generasi mendatang.
Selain itu
memiliki sikap “aku bisa” yaitu memiliki keyakinan dirinya bisa, berani, ulet,
cerdik, kreatif, berani ambil risiko, dan sangat banyak akal. Dalam membuat
keputusan selalu belajar menekan tombol pause yaitu menguasai diri dan
merenungkan respon yang akan diberikan.
Kebiasaan 2 : Merujuk
pada Tujuan Akhir, atau Mulailah dengan Mengingat-ingat Tujuan Akhir.
“definisikanlah misi dan sasaran hidupmu”
Mengembangkan
gambaran yang jelas tentang kehidupan, memutuskan apa nilai-nilainya dan
menetapkan sasarannya. Maksudnya memikirkan apa yang diinginkan dan dicapai
pada masa depan dengan menentukan pilihan dari sekarang. Keputusan yang kita ambil
saat ini, itu sangatlah menentukan kehidupan kita di masa depan.
Dalam
menentukan apa yang ingin dicapai di masa depan yaitu dengan cara melihat
talenta apa yang dimiliki. Selain itu kita juga dapat dan harus menuliskan misi
pribadi yaitu seperti kepercayaan pribadi, motivasi atau motto hidup yang
menyatakan ingin seperti apa kita nanti. Buatlah misi pribadi itu bermakna
untuk pribadi dan membuat kita terinspirasi oleh misi tersebut. Jika tidak
mampu mengingat misi yang telah kita buat sebaiknya ditulis dan diletakkan
ditempat yang akan membuat misi tersebut sering dibaca, sehingga kita menjadi
ingat akan misi tersebut dan pada akhirnya berusaha untuk mencapainya. Jika misi
tersebut tidak ditulis, itu sama saja dengan angan-angan yang apabila dicapai
akan menimbulkan rasa senang dan bangga, namun apabila tidak tercapai tidak
mempunyai dampak tertentu pada kehidupan.
Jika ingin
mencapai sasaran atau cita-cita tersebut terdapat beberapa kunci : Pertama, perhitungkanlah biayanya.
Berapa biaya yang mungkin akan dihabiskan dalam proses pencapaian tersebut, dan
berapa banyak waktu serta energi yang dikeluarkan untuk pencapaian sasaran atau
cita-cita tersebut. Kedua,
tuliskanlah. Sasaran yang ingin dicapai harus ditulis karena itu akan sangat
membantu, dibandingkan dengan sasaran yang tidak ditulis itu sama dengan
angan-angan saja. Ketiga, laksanakan.
Jangan ragu untuk melaksanakan sasaran tersebut, optimis dan percaya bahwa diri
sendirilah yang mempunyai kuasa untuk melakukan sasaran itu. Keempat, gunakan moment yang tepat.
Jadikanlah kemunduran dan tragedi sebagai batu loncatan untuk berubah. Maksudnya
dalam mencapai sebuah sasaran kita sangat memerlukan moment yang tepat untuk
melakukannya, dan jadikanlah sebuah kegagalan sebagai salah satu pelajaran
untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Dan yang terakhir, ikatlah diri dengan
orang lain. Ini bukan berarti bergantung kepada orang lain melainkan untuk
menambah kekuatan dan peluang jika dilakukan bersama orang-orang yang jauh
lebih berpengalaman.
Kebiasaan 3 : Dahulukan
Yang Utama “susunlah prioritas, dan dahulukanlah hal-hal yang penting”.
Disini
terdapat suatu model yang dinamakan “kuadran waktu” yang dapat membantu untuk
mendahulukan hal yang utama :
|
Mendesak
|
Tidak Mendesak
|
Penting
|
1
ORANG YANG
SUKA
MENUNDA-NUNDA
-
Ujian besok
-
Terlambat masuk kerja
|
2
ORANG YANG
SUKA
MENENTUKAN
PRIORITAS
-
Merencanakan sasaran
-
Olahraga
-
Membina hubungan
|
Tidak
Penting
|
3
ORANG YANG
“YES-MAN”
-
Telepon tidak penting
-
Tekanan sesama
|
4
ORANG
PEMALAS
-
Banyak nonton TV
-
Banyak main/game
-
Buang-buang waktu
|
Dari tabel
di atas sangat jelas terlihat bahwa kuadran 2 yang paling baik “penting tetapi
tidak mendesak” dan ini yang disebut mendahulukan yang utama dengan merencanakan
dahulu dan menemukan pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan lebih dulu. Adapun
cara yang harus dilakukan untuk menggeser sebanyak mungkin waktu ke kuadran 2 :
-
Kuadran 1 :
Kurangi sifat menunda-nunda, kerjakan hal-hal yang penting terlebih dahulu,
sehingga akan terhindar dari stres dan kelelahan akibat menunda-nunda tugas
penting dan mengerjakannya di menit-menit terakhir.
-
Kuadran 3 :
Berusaha menolak dengan baik terhadap hal-hal yang tidak penting untuk diri
sendiri, janganlah menjadi orang yang selalu menyenangkan orang lain dengan
mengorbankan waktu untuk kesenangan mereka.
-
Kuadran 4 :
Kurangi kegiatan bermalas-malasan.
Selain
menghabiskan waktu di kuadran 2, gunakanlah agenda dan buatlah rencana mingguan
dalam hidup yaitu dengan mengidentifikasikan hal-hal besar yang harus
dikerjakan terlebih dahulu dan penting, lalu jadwalkan kapan hal itu akan
dikerjakan, kemudian hal-hal yang kecilnya disisipkan pada sela-sela waktu yang
kosong.
Kebiasaan 4 : Berpikir
Menang-Menang “bersikaplah agar semua orang bisa menang”
Kecenderungan
kita untuk bersaing merupakan kebiasaan buruk yang dapat merusak akal kita
karena selalu ingin menjadi orang terbaik dan terdepan dalam segala bidang.
Sebaiknya, kita memiliki sikap menang/menang artinya kita menang dan orang
lainpun juga menang. Kita melakukan sesuatu hal bersamaan sehingga tidak ada
persaingan, tidak ada sikap membanding-bandingkan dan tidak mengikuti ego.
Janganlah memandang
hidup ini sebagai persaingan yang kejam dan tidak mau melihat orang lain
sukses. Jika kita menerapkan sikap seperti itu, mungkin kita bisa menang dalam
suatu persaingan tersebut namun kita akan sendirian dalam kemenangan itu karena
sikap kita yang terus mengharapkan kemenangan dengan berbagai cara. Selain itu
kita juga akan selalu merasakan kegelisahaan saat melihat orang lain menang. Maka
dari itu, sangat penting sekali kita mempunyai sifat menang/menang yang semua
orang mempunyai hak untuk menang bersama-sama.
Kebiasaan 5 : Berusaha Memahami Terlebih Dahulu, Baru
Dipahami “jadilah pendengar yang baik, yang tulus”
Dalam kehidupan,
memahami terlebih dahulu jauh lebih penting dibandingkan kita yang menuntut
seseorang untuk paham. Caranya yaitu dengan mendengarkan dengan tulus
menggunakan mata, hati dan telinga. Jika kita telah memiliki kebiasaan ini,
maka orang lain yang kita pahami juga akan memahami kita.
Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi “bekerjasamalah agar
mencapai hasil lebih baik”
Perbedaan
itu akan bermanfaat apabila kita saling melengkapi, sinergi tercapai karena
adanya perbedaan yang menghasilkan solusi baru yang lebih baik ketimbang
apabila solusi itu dibuat sendiri. Caranya yaitu dengan mendifinisikan masalah
dan peluang yang sedang dihadapi, lalu memahami ide atau pendapat orang lain,
kemudian ide kita dipahami orang lain, setelah itu ciptakan kemungkinan dan ide
baru, dan pada akhirnya akan terciptalah solusi yang terbaik.
Kebiasaan 7 : Asahlah
Gergaji “perbaharuilah dirimu secara berkala”
Perbaharuilah,
kuatkan, dan rawat tubuh, otak, hati serta jiwa agar tetap terjaga dengan baik.
Semua dimensi ini sangatlah penting, apabila salah satu dari keempat dimensi
tersebut rusak atau tidak berjalan dengan sempurna maka akan berpengaruh pada
fungsi dimensi yang lainnya. Maka dari itu, kita harus selalu menjaga tubuh
kita agar tetap sehat dengan makan makanan yang sehat, istirahat yang cukup,
berolahraga dengan teratur. Otak pun harus dirawat dengan baik dengan cara
bersemangat dalam belajar, yakin bahwa belajar sangatlah penting dan
berpengaruh besar dalam kehidupan, tak ada kata terlambat untuk belajar.
Selanjutnya merawat hati dengan cara menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Dan yang terakhir adalah merawat jiwa dengan cara mengikuti siraman rohani.
kebiasaan memperbaharui diri ini membuat kita bisa terus melakukan enam kebiasaan efektif lainnya,