Blogger Widgets

Music

Kamis, 30 April 2015

AMBAK: Apa Manfaatnya BAgiKu ?

     Sebelum melakukan hampir segalanya dalam hidup, baik itu sadar maupun tidak, pasti akan bertanya pada diri sendiri tentang pertanyaan penting ini "Apa manfaatnya bagiku?". Segala sesuatu yang ingin dikerjakan harus menjanjikan manfaat atau jika tidak maka tidak akan termotivasi untuk melakukannya.

     Dalam banyak situasi, menemukan AMBAK sama saja dengan menciptakan minat dalam apa yang sedang dipelajari dengan menghubungkannya dengan "dunia nyata" terutama dalam situasi belajar yang normal. Menciptakan minat ini mudah untuk beberapa subjek dan lebih sulit untuk subjek-subjek lainnya. Namun, diri sendiri selalu dapat menemukan sesuatu yang menarik bagi dirinya sendiri. Peluangnya adalah bahwa sudah termotivasi mempelajari suatu informasi untuk beberapa alasan. Jika telah memiliki banyak pengalaman dalam pasar kerja, pasti mempunyai sense yang baik dalam dunia nyata dan apa yang harus diupayakan unutk mendapatkan yang terbaik darinya. Ini mungkin saja akan lebih mudah menciptakan minar, daripada ketika kita masih lebih muda.

     Menciptakan minat merupakan jalan yang sangat baik untuk memotivasi diri demi mencapai tujuan. Caranya bergantung pada berbagai hal dalam kehidupan sendiri. Jadi, masing-masing orang akan melakukannya dengan cara yang agak berbeda.

     Belajar aktif adalah masuk ke dalam kehidupan, bukan membiarkan hidup mengombang-ambingkan diri sendiri. Tempatkan diri dalam posisi "pencari" dan mulailah pencarian ilmu. Pelajar aktif memperoleh nilai-nilai yang lebih baik, lebih cepat dipromosikan, mendapatkan penghasilan lebih besar, dan biasanya mendapat kenikmatan yang lebih besar dalam hidup. Jika sedang mencari ilmu, maka secara otomatis akan terbuka untuk pengalaman dan pelajaran yang ditawarkan oleh kehidupan.Jika kita sedang mencari ilmu maka secara otomatis pikiran akan terbuka untuk pengalaman dan pelajaran yang ditawarkan oleh kehidupan. Nah, hal ini dapat menyerap dan mengolah pengetahuan, kemudian dengan penuh semangat mencari lebih banyak lagi. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki maka akan semakin banyak pula pilihan yang dimiliki ketika dihadapkan pada situasi yang menantang.

     Ketika kita mempunyai cita-cita atau tujuan yang pencapaiannya di masa depan, pasti hal ini akan tampak lebih besar dan terlihat sulit untuk dikerjakan sehingga kita percaya bahwa kita tidak dapat mencapai itu semua. Namun, ketika saatnya tiba dan kita berhasil mencapai hal tersebut, maka hal itu tidak lagi terlihat besar dan sulit, pencapaian tersebut terasa mudah dan kita lupa bahwa telah menyelesaikan suatu pekerjaan besar dengan baik.

     Satu hal yang seharusnya dilakukan saat berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan adalah dengan merayakannya. Hal ini penting sekali sebagai perasaan keberhasilan, penyelesaian dan kepercayaan, motivasi,  dan penyemangat dalam menyelesaikan pencapaian tujuan berikutnya.

     Katakan pada diri "inilah saatnya". Ucapkan dengan keras dan dengan penuh keyakinan. Hidup dengan serius dan temukan manfaat yang sedang dilakukan. Carilah cara untuk mengerjakan pekerjaan lebih baik daripada yang pernah dilakukan sebelumnya.

Soft Skills di Tempat Kerja



 Soft Skills bukanlah hal yang sepele, keterampilan ini meliputi sikap, perilaku, dan keterampilan interpersonal. Banyak orang di luar sana yang meremehkan keterampilan penting dalam pekerjaan. Nah di buku ini telah dijelaskan bagaimana menumbuhkan keterampilan baik yang dapat diperaktikan di tempat kerja :

1.  Mampu mengendalikan diri sendiri. Ini hampir sama dengan merujuk pada tujuan akhir di kebiasaan 2, yaitu harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri untuk mengelola karier yang ingin dicapai. Kenali diri dan apa kemampuannya, selaraskan antara kebutuhan hidup dengan bekerja karena apabila tidak seimbang akan menghambat keduanya, teruslah mencari sesuatu yang baru dan jangan terus diam pada keadaan yang membuat tidak nyaman serta perbanyaklah pengalaman, dan ingatlah setiap kali mengambil keputusan pasti selalu ada yang namanya risiko, berusaha terus untuk keluar dari kebiasaan diri sendiri.

2. Setelah mampu mengendalikan diri sendiri untuk menemukan apa yang ingin dicapai, selanjutnya adalah menuntaskan pekerjaan. Maksudnya, kita fokus kepada orang lain, rekan kerja, bos. Pahami apa yang dibutuhkan oleh atasan atau perusahaan baik saat ini ataupun masa depan, jangan ragu untuk melakukannya. Apabila tidak mampu mengerjakan sesuatu jangan mengatakan “ya” karena malu berkata tidak mampu atau karena ingin mendapat pujian dari atasan, tetapi berhati-hatilah berkata “tidak” karena jika hal ini dikatakan sekaligus akan mengecewakan atasan dan akan merusak karier kita ke depannya.

Dalam bekerja hindari sifat mengeluh seperti anak kecil karena hal ini sangat mengganggu dan tidak seorang pun mau mendengarnya. Atur waktu pertemuan agar tersusun dengan baik sehingga tidak ada yang bentrok. Dan ingat tidak semua pertemuan harus dihadiri, maka penting sekali untuk mengetahui tujuan pertemuan tersebut, siapa yang akan ditemui, apa dampaknya apabila pertemuan itu tidak dilakukan dan apakah itu bisa diwakilkan dengan orang lain. Yang terakhir adalah jangan membiasakan mengerjakan sesuatu dengan akal sehat karena sebagian besar sangat jauh berbanding terbalik dengan aturan yang sudah ditentukan.
 
3. Katakan sesuatu yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Berbicalah yang sopan, apabila hendak meminta pertolongan katakan “tolong” dan jika sudah dibantu maka jangan lupa mengucapkan “terima kasih” dan apabila melakukan kesalahan bicaralah “maafkan saya”. Ini sangat sepele tetapi jika hal ini dilupakan akan merusak hubungan kita dengan rekan kerja sendiri. Dan yang terakhir adalah beranikan diri untuk selalu bertanya apabila mengalami kesulitan, jangan malu dan jangan takut pertanyaan kita bodoh karena itu sama saja dengan membatasi peluang untuk bertumbuh.

4. Menangani pada pengkritik. Berpakaian yang sopan dan pantas sehingga orang lain tidak menilai buruk tentang kita.

5.  Mengikuti politik kantor. Milikilah seorang mentor yang membimbing kita untuk menjadi lebih baik lagi dalam bekerja. Janganlah menjadikan diri sebagai penjilat, jika kita tidak bermaksud untuk menjilat atasan segera luruskan isu yang tersebar di kantor. Jangan sekali-kali ikut bergosip, jika rekan kerja mengajaknya kita harus coba mengelak dengan lembut. Pikirkan saat kita akan melangkahi atasan baik itu dalam segi pengambilan keputusan, membuat rencana dan lain sebagainya. Berhati-hatilah berurusan dengan asmara di kantor, jangan sampai melakukan asmara di tempat kerja secara berlebihan sehingga dapat mengganggu rekan kerja sekitar.

6. Perlu adanya mempromosikan diri sendiri dan memperlihatkan kepada orang lain bahwa kita itu luar biasa. Tetapi hal ini juga ada batasnya dan jangan sampai orang sekitar menjadi risi dengan kelakuan kita.

7. Jangan mudah tersinggung saat bekerja. Belajarlah sabar dalam menghadapi teguran atasan dan berubah menjadi lebih baik. Jika terdapat persaingan, ingatlah kita harus menghindari hal itu dengan menerapkan kebiasaan 4 yaitu menang/menang karena ini akan menciptakan hubungan yang harmonis antara kita dengan rekan kerja yang lainnya. Kita menang dan orang lainpun menang. Jika terdapat perbedaan generesi, hal yang paling penting adalah hormat.

8. Jika kita sebagai pemimpin, jadilah seorang pemimpin yang baik yang ikut terlibat mencapai tujuan perusahaan, janganlah menjadi seorang bos yang hanya mampu memerintah dan tidak ikut membantu mencapai tujuan perusahaan. Hindari menjadi atasan yang serbatahu dan serbaberkuasa. Pemimpin adalah seseorang yang selalu diikuti perkataannya oleh bawahan, maka apa yang dikatakan harus benar-benar sesuai dan baik. Perlakukanlah semua orang dengan sama, jangan membeda-bedakannya entah itu dari segi ekonomi, warna kulit, dan lain sebagainya. Satu hal yang paling penting adalah kerendahan hati dan hal ini akan memberikan sukses besar bagi kita.

Kebiasaan Efektif Seorang Remaja



Sebagai generasi penerus bangsa, kita seharusnya mempunyai perilaku yang baik. Salah satu faktor penentu berhasil tidaknya seseorang adalah dilihat dari kebiasaannya saat ini. Seperti dalam buku The 7 Habits of Highly Effective “Kebiasaanmu akan menjadikanmu sukses atau menghancurkanmu”. Jadi melatih kebiasaan baik adalah hal yang sangat penting dan wajib.
Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus dilakukan secara berulang sehingga apabila hal itu harus dilepaskan dalam kehidupan akan terasa sulit.
Kebiasaan bisa dibentuk dari usia anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Namun, pembentukan dan penerapan kebiasaan yang baik adalah dilakukan saat remaja karena kebiasaan remaja kebanyakan tidak baik dan lebih mendahulukan kesenangan. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak buruk terhadap soft skills mereka di dunia kerja nanti.

Dalam buku The 7 Habits of Highly Effective juga dijelaskan macam-macam kebiasaan yang sangat efektif yang seharusnya dilakukan oleh remaja, diantaranya :

Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif “bertanggung jawab dengan hidup sendiri”.
Bersikap Proaktif adalah seseorang yang bertanggung jawab atas pilihan sendiri, tidak mudah tersinggung, berpikir sebelum bertindak, dan tidak mudah marah dalam menghadapi suatu masalah. Sebaliknya sikap reaktif adalah seseorang yang selalu menyalahkan masalah kepada orang lain, mengganggap dirinya hanya seorang korban, dan tidak bertanggung jawab terhadap hidupnya.
Sikap proaktif ini membiasakan belajar tersenyum dan hidup bersama dengan apa yang tidak disukai. Setiap mengalami kemunduran adalah peluang untuk mengubah menjadi kemenangan. Bangkit mengatasi pelecehan. Meneruskan kebiasaan baik kepada generasi mendatang.
Selain itu memiliki sikap “aku bisa” yaitu memiliki keyakinan dirinya bisa, berani, ulet, cerdik, kreatif, berani ambil risiko, dan sangat banyak akal. Dalam membuat keputusan selalu belajar menekan tombol pause yaitu menguasai diri dan merenungkan respon yang akan diberikan.

Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir, atau Mulailah dengan Mengingat-ingat Tujuan Akhir. “definisikanlah misi dan sasaran hidupmu”
Mengembangkan gambaran yang jelas tentang kehidupan, memutuskan apa nilai-nilainya dan menetapkan sasarannya. Maksudnya memikirkan apa yang diinginkan dan dicapai pada masa depan dengan menentukan pilihan dari sekarang. Keputusan yang kita ambil saat ini, itu sangatlah menentukan kehidupan kita di masa depan.
Dalam menentukan apa yang ingin dicapai di masa depan yaitu dengan cara melihat talenta apa yang dimiliki. Selain itu kita juga dapat dan harus menuliskan misi pribadi yaitu seperti kepercayaan pribadi, motivasi atau motto hidup yang menyatakan ingin seperti apa kita nanti. Buatlah misi pribadi itu bermakna untuk pribadi dan membuat kita terinspirasi oleh misi tersebut. Jika tidak mampu mengingat misi yang telah kita buat sebaiknya ditulis dan diletakkan ditempat yang akan membuat misi tersebut sering dibaca, sehingga kita menjadi ingat akan misi tersebut dan pada akhirnya berusaha untuk mencapainya. Jika misi tersebut tidak ditulis, itu sama saja dengan angan-angan yang apabila dicapai akan menimbulkan rasa senang dan bangga, namun apabila tidak tercapai tidak mempunyai dampak tertentu pada kehidupan.
Jika ingin mencapai sasaran atau cita-cita tersebut terdapat beberapa kunci : Pertama, perhitungkanlah biayanya. Berapa biaya yang mungkin akan dihabiskan dalam proses pencapaian tersebut, dan berapa banyak waktu serta energi yang dikeluarkan untuk pencapaian sasaran atau cita-cita tersebut. Kedua, tuliskanlah. Sasaran yang ingin dicapai harus ditulis karena itu akan sangat membantu, dibandingkan dengan sasaran yang tidak ditulis itu sama dengan angan-angan saja. Ketiga, laksanakan. Jangan ragu untuk melaksanakan sasaran tersebut, optimis dan percaya bahwa diri sendirilah yang mempunyai kuasa untuk melakukan sasaran itu. Keempat, gunakan moment yang tepat. Jadikanlah kemunduran dan tragedi sebagai batu loncatan untuk berubah. Maksudnya dalam mencapai sebuah sasaran kita sangat memerlukan moment yang tepat untuk melakukannya, dan jadikanlah sebuah kegagalan sebagai salah satu pelajaran untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Dan yang terakhir, ikatlah diri dengan orang lain. Ini bukan berarti bergantung kepada orang lain melainkan untuk menambah kekuatan dan peluang jika dilakukan bersama orang-orang yang jauh lebih berpengalaman.

Kebiasaan 3 : Dahulukan Yang Utama “susunlah prioritas, dan dahulukanlah hal-hal yang penting”.
Disini terdapat suatu model yang dinamakan “kuadran waktu” yang dapat membantu untuk mendahulukan hal yang utama :

Mendesak
Tidak Mendesak
Penting
1
ORANG YANG SUKA
MENUNDA-NUNDA
-          Ujian besok
-          Terlambat masuk kerja
2
ORANG YANG SUKA
MENENTUKAN PRIORITAS
-          Merencanakan sasaran
-          Olahraga
-          Membina hubungan
Tidak
Penting
3
ORANG YANG “YES-MAN”
-          Telepon tidak penting
-          Tekanan sesama
4
ORANG PEMALAS
-          Banyak nonton TV
-          Banyak main/game
-          Buang-buang waktu
Dari tabel di atas sangat jelas terlihat bahwa kuadran 2 yang paling baik “penting tetapi tidak mendesak” dan ini yang disebut mendahulukan yang utama dengan merencanakan dahulu dan menemukan pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan lebih dulu. Adapun cara yang harus dilakukan untuk menggeser sebanyak mungkin waktu ke kuadran 2 :
-          Kuadran 1 : Kurangi sifat menunda-nunda, kerjakan hal-hal yang penting terlebih dahulu, sehingga akan terhindar dari stres dan kelelahan akibat menunda-nunda tugas penting dan mengerjakannya di menit-menit terakhir.
-          Kuadran 3 : Berusaha menolak dengan baik terhadap hal-hal yang tidak penting untuk diri sendiri, janganlah menjadi orang yang selalu menyenangkan orang lain dengan mengorbankan waktu untuk kesenangan mereka.
-          Kuadran 4 : Kurangi kegiatan bermalas-malasan.
Selain menghabiskan waktu di kuadran 2, gunakanlah agenda dan buatlah rencana mingguan dalam hidup yaitu dengan mengidentifikasikan hal-hal besar yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan penting, lalu jadwalkan kapan hal itu akan dikerjakan, kemudian hal-hal yang kecilnya disisipkan pada sela-sela waktu yang kosong.

Kebiasaan 4 : Berpikir Menang-Menang “bersikaplah agar semua orang bisa menang”
Kecenderungan kita untuk bersaing merupakan kebiasaan buruk yang dapat merusak akal kita karena selalu ingin menjadi orang terbaik dan terdepan dalam segala bidang. Sebaiknya, kita memiliki sikap menang/menang artinya kita menang dan orang lainpun juga menang. Kita melakukan sesuatu hal bersamaan sehingga tidak ada persaingan, tidak ada sikap membanding-bandingkan dan tidak mengikuti ego.
Janganlah memandang hidup ini sebagai persaingan yang kejam dan tidak mau melihat orang lain sukses. Jika kita menerapkan sikap seperti itu, mungkin kita bisa menang dalam suatu persaingan tersebut namun kita akan sendirian dalam kemenangan itu karena sikap kita yang terus mengharapkan kemenangan dengan berbagai cara. Selain itu kita juga akan selalu merasakan kegelisahaan saat melihat orang lain menang. Maka dari itu, sangat penting sekali kita mempunyai sifat menang/menang yang semua orang mempunyai hak untuk menang bersama-sama.

Kebiasaan 5    : Berusaha Memahami Terlebih Dahulu, Baru Dipahami “jadilah pendengar yang baik, yang tulus”
Dalam kehidupan, memahami terlebih dahulu jauh lebih penting dibandingkan kita yang menuntut seseorang untuk paham. Caranya yaitu dengan mendengarkan dengan tulus menggunakan mata, hati dan telinga. Jika kita telah memiliki kebiasaan ini, maka orang lain yang kita pahami juga akan memahami kita.

Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi “bekerjasamalah agar mencapai hasil lebih baik”
Perbedaan itu akan bermanfaat apabila kita saling melengkapi, sinergi tercapai karena adanya perbedaan yang menghasilkan solusi baru yang lebih baik ketimbang apabila solusi itu dibuat sendiri. Caranya yaitu dengan mendifinisikan masalah dan peluang yang sedang dihadapi, lalu memahami ide atau pendapat orang lain, kemudian ide kita dipahami orang lain, setelah itu ciptakan kemungkinan dan ide baru, dan pada akhirnya akan terciptalah solusi yang terbaik.

Kebiasaan 7 : Asahlah Gergaji “perbaharuilah dirimu secara berkala”
Perbaharuilah, kuatkan, dan rawat tubuh, otak, hati serta jiwa agar tetap terjaga dengan baik. Semua dimensi ini sangatlah penting, apabila salah satu dari keempat dimensi tersebut rusak atau tidak berjalan dengan sempurna maka akan berpengaruh pada fungsi dimensi yang lainnya. Maka dari itu, kita harus selalu menjaga tubuh kita agar tetap sehat dengan makan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, berolahraga dengan teratur. Otak pun harus dirawat dengan baik dengan cara bersemangat dalam belajar, yakin bahwa belajar sangatlah penting dan berpengaruh besar dalam kehidupan, tak ada kata terlambat untuk belajar. Selanjutnya merawat hati dengan cara menjaga hubungan baik dengan orang lain. Dan yang terakhir adalah merawat jiwa dengan cara mengikuti siraman rohani.
kebiasaan memperbaharui diri ini membuat kita bisa terus melakukan enam kebiasaan efektif lainnya,


Sabtu, 25 April 2015

Dahulukan yang Utama



Semakin baik kamu menata dirimu, semakin banyak yang bisa kamu kemas ke dalam hidupmu.

  
Caranya menggunakan KUADRAN WAKTU yang terdiri dari dua unsur utama, yaitu PENTING dan MENDESAK, biasanya kita menghabiskan waktu dalam empat kuadran waktu yang berbeda.

 

Kuadran 1 : Mendesak & Penting-Orang yang Suka Menunda-nunda
Kuadran ini adalah bagian dari hidup, tetapi kalau terlalu banyak menghabiskan waktu di sini, percayalah, kamu akan stres dan jarang berprestasi sesuai potensimu. Biasanya dia lebih sering mendahulukan kesenangan dan meninggalkan tugas pokoknya. Orang ini sangat suka terhadap menunda pekerjaan karena baginya mengerjakan segala tugas dalam keadaan mendesak dan menit-menit terakhir membuatnya bersemangat. Malah otaknya takkan bekerja sebelum ada suatu keadaan yang darurat. Jadi dia sangatlah sukses di bawah tekanan.

Motonya: “Aku akan berhenti menunda-nunda __ nanti”

Kuadran 2 : Tidak Mendesak & Penting-Orang yang Suka Menentukan Prioritas
Ini adalah kuadran yang terbaik dan menunjang untuk menerapkan kebiasaan mendahulukan yang utama. Memastikan segala hal yang utama terlaksana duluan, dan hal-hal yang kurang penting terlaksana terakhir. Mengerjakan yang terbaik sehingga terhindar dari stres dan kelelahan akibat menunda - nunda dan mengerjakan sekaligus dalam waktu singkat. Belajar bahwa menolak tekanan sesama mungkin menjadikannya tidak populer pada mulanya, tetapi lama kelamaan orang menghormati.

Suka nonton, lihat internet, membaca novel, dan lainnya namun tidak berlebihan.

Kuadran 3 : Mendesak & Tidak Penting-Orang yang “Yes-man” 
Yes-man adalah tipe orang yang selalu berusaha untuk menyenangkan semua orang dan menanggapi semua keinginan mereka. Penuh dengan kegiatan penting bagi orang lain, tetapi tidak penting baginya. Yang ingin dikatakan tidak tetapi tidak bisa karena takut menyinggung orang lain.

Motonya: “Besok, aku akan lebih bersikap asertif kalau kamu tidak keberatan”
  Saya tidak tahu kunci sukses, tetapi kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan semua orang” Bill Cosby

 Kuadran 4 : Tidak Mendesak & Tidak Penting-Orang Pemalas  
Senang segala sesuatu yang berlebihan, sehingga buang-buang waktu. Akibatnya, kurang bertanggung jawab, selalu merasa bersalah karena telah membuang waktu, dan malas. Contohnya, bermain game seharian, nelpon berjam-jam, dengerin musik sepanjang malam, dan hal-hal lainnya yang biasanya dilakukan orang lain secara wajar namun orang itu malah melakukannya secara berlebihan.

Untuk bisa menghindari kuadran-kuadran yang jelek tersebut dan menggeser sebanyak mungkin waktu ke K2, caranya yaitu sebagai berikut :
1.Ciutkan K1 dengan mengurangi sifat menunda- nunda
2.Katakan tidak terhadap kegiatan-kegiatan K3
3.Kurangi kegiatan-kegiatan bermalas-malasan di K4


Gunakan Agenda
Gunakan agenda yang ada kalender serta ruangan untuk mencatat janji bertemu, tugas, hal-hal yang harus dikerjakan, dan sasaran-sasaran. 

Buatlah Rencana Mingguan
1.    Identifikasikan batu-batu besarmu
Temukan satu dua hal yang paling penting yang ingin dilaksanakan.
2.    Jadwalkan dulu waktu untuk batu-batu besarmu
Kalau kamu jadwalkan dulu waktu untuk batu-batu besarmu [hal penting], kegiatan-kegiatan sehari-hari lainnya bisa dikerjakan juga.
3.    Jadwalkan segala hal lainnya
Mungkin kamu boleh lihat kalender & mencatat acara atau kegiatan mendatang.

Mengatur waktu sangatlah efektif. Salah satu hal yang tidak dapat di daur ulang adalah waktu yang telah terbuang. Jadi, pastikanlah agar kamu menggunakan waktu dengan baik.


Separuhnya Lagi-Belajar untuk Mengatasi Ketakutan dan Tekanan Sesama
a.        Wilayah Nyaman dan Berani
Orang yang jarang mencoba hal-hal baru atau mengepakkan sayapnya, hidupnya aman tetapi membosankan! Risiko menjalani hidup tak berisiko adalah risiko yang paling besar.

b.        Jangan Biarkan Ketakutan Membuatkan Keputusan Bagimu
Kebimbangan kita adalah pengkhianatan kita, yang sering kali membuat kita kehilangan peluang menang karena takut mencobanya

Lakukan saja !
Walaupun semua ketakutanmu berteriak “kamu menyebalkan”, “pasti kamu gagal”, “jangan coba-coba”. Jangan biarkan ketakutanmu membuatkan keputusan bagimu. Kamulah yang harus membuatnya.

c.         Menang Artinya Bangkit Lagi Setiap Kali Kamu Gagal
Jangan terlalu mengkhawatirkan kegagalan dan lebih mengkhawatirkan peluang-peluang yang mungkin kita lewatkan kalau kita tidak mencoba.

d.        Kuatkanlah Hatimu pada Masa-masa Sulit
Bersikaplah berani di persimpangan-persimpangan kunci ini ! Jangan korbankan kebahagiaan di masa depan hanya demi kenikmatan semalam, kegembiraan akhir pekan, atau rasa puas ketika menuntut balas.

e.         Mengatasi Tekanan Sesama
Tekanan sesama bisa begitu kuat sehingga satu-satunya cara untuk menolaknya adalah dengan menjauhkan diri sama sekali dari lingkungan itu. Kamu harus mempedulikan apa yang kamu pikirkan ketimbang apa yang dipikirkan teman tentang kamu.

Berpegang pada prinsip, tetapi selalu tunduk terhadap tekanan sesama, caranya :
·         Tingkatkanlah saldo RBP
Tolonglah orang yang membutuhkan. Kembangkan talenta. Perbaharui diri. Maka kamu akan punya kekuatan yang cukup untuk menjalani hidupmu sendiri ketimbang mengikuti jalan hidup orang lain.
·         Tuliskan misi dan tetapkan sasaran

f.         Unsur Sukses yang Umum
"Semua orang sukses punya kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak suka dilakukan oleh para pecundang. Sebenarnya mereka sendiri juga tidak suka melakukannya. Tetapi ketidaksukaan mereka itu ditaklukkan pada kekuatan tujuan mereka." Albert E. Gray