Blogger Widgets

Music

Sabtu, 25 April 2015

PENGEMBANGAN SOFT SKILL DENGAN MENERAPKAN GAYA BELAJAR DAN KEBIASAAN YANG BAIK SERTA MAMPU BERPIKIR STRATEGIS




PENGEMBANGAN SOFT SKILL DENGAN MENERAPKAN GAYA BELAJAR DAN KEBIASAAN YANG BAIK SERTA MAMPU BERPIKIR STRATEGIS

LAELA FARIDA
Prodi D3 Administrasi Bisnis, Administrasi Niaga
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

ABSTRAK
Di era globalisasi ini, pendidikan di Indonesia sangat berkembang cepat. Sehingga anak didik harus mampu mengikuti perkembangan yang ada. Namun sekarang loyalitas mereka terhadap pelajaran semakin berkurang, ini disebabkan oleh gaya belajar yang membosankan dan tidak nyaman. Habits mereka juga tidak baik dan lebih mendahulukan kesenangan. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak buruk terhadap soft skills mereka di dunia kerja nanti. Maka cara terbaik untuk menciptakan soft skills tersebut adalah dengan menerapkan metode belajar quantum learning, habits yang baik mulai dari usia remaja, dan mampu berpikir strategis.
Kata kunci : Quantum Learning, Habits, Berpikir Strategis, Soft Skills

I.         PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, pendidikan di Indonesia sangat berkembang cepat. Sehingga anak didik harus mampu mengikuti perkembangan yang ada. Namun sekarang loyalitas mereka terhadap pelajaran semakin berkurang, ini disebabkan oleh gaya belajar yang membosankan dan tidak nyaman. Padahal belajar adalah hal yang sangat penting untuk menunjang masa depan, tanpa belajar seseorang akan kesulitan dalam melakukan sesuatu. Maka dari itu, guru atau dosen harus mampu mengetahui cara belajar yang nyaman dan menyenangkan yaitu salah satunya dengan metode “Quantum Learning”.
Quantum Learning adalah suatu gaya belajar dengan mendudukkan anak didik secara nyaman, memasang musik latar dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru terlatih. Anak didik akan merasakan kenyamanan dan menjadi senang untuk belajar sehingga loyalitas mereka terhadap belajar semakin meningkat. Apabila mereka mampu belajar dengan baik, secara tidak langsung ini akan berdampak positif terhadap soft skills mereka nanti di dunia kerja.
Selain metode belajar, ada hal penting lain yang mampu mempengaruhi soft skills seseorang yaitu habits atau kebiasaan. Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus dilakukan secara berulang sehingga apabila hal itu harus dilepaskan dalam kehidupan akan terasa sulit. Kebiasaan bisa dibentuk dari usia anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Namun, pembentukan dan penerapan kebiasaan yang baik adalah dilakukan saat remaja karena kebiasaan remaja kebanyakan tidak baik dan lebih mendahulukan kesenangan. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak buruk terhadap soft skills mereka di dunia kerja nanti.
Dalam dunia yang bergerak cepat dan kompleks ini, kita tidak bisa bekerja lebih keras lagi sehingga harus belajar bagaimana bekerja lebih cerdas. Kemampuan berpikir jernih, cepat dan kreatif merupakan hal yang sangat penting. Namun banyak yang tidak menyadari betapa terbatasnya pemikiran kita. Masalahnya adalah sering kali bagian yang paling cerdas dari pikiran kita terkunci akibat cara berpikir yang salah. Nah ini saatnya kita harus bisa berpikir strategis.
Maka cara terbaik untuk menciptakan soft skills tersebut adalah dengan menerapkan metode belajar quantum learning, habits yang baik mulai dari usia remaja, dan mampu berpikir strategis.

II.      PEMBAHASAN
Soft skills merupakan kemampuan dasar seseorang yang harus di tumbuhkan oleh semua orang dalam dirinya sendiri. Soft skills mencakup keterampilan pribadi, sosial, komunikasi dan perilaku manajemen diri.
Soft skills mencakup kemampuan dan sifat manusia yang luas seperti kesadaran diri, dapat dipercaya, berhati nurani, mampu beradaptasi, berpikir kritis, bersikap, berinisiatif, berempati, percaya diri, berintegritas, penguasaan diri, kesadaran berorganisasi, bersahabat, berpengaruh, berani ambil risiko, bisa menyelesaikan masalah, punya jiwa pemimpin, memiliki manajemen waktu, dan lain sebagainya.
Soft skills adalah hasil dari pembelajaran dan penerapan kebiasaan yang baik serta berpikir strategis yaitu jernih, cepat dan kreatif. Semua ini mempunyai peran masing-masing yang sangat penting.

a.      Quantum Learning
Belajar adalah hal yang sangat penting untuk menunjang masa depan, tanpa belajar seseorang akan kesulitan dalam melakukan sesuatu. Maka dari itu, guru atau dosen harus mampu mengetahui cara belajar yang nyaman dan menyenangkan yaitu salah satunya dengan metode “Quantum Learning”.
Quantum Learning adalah suatu gaya belajar dengan mendudukkan anak didik secara nyaman, memasang musik latar dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru terlatih. Anak didik akan merasakan kenyamanan dan menjadi senang untuk belajar sehingga loyalitas mereka terhadap belajar semakin meningkat. Apabila mereka mampu belajar dengan baik, secara tidak langsung ini akan berdampak positif terhadap soft skills mereka.
Adapun manfaat dari belajar Quantum Learning adalah diantaranya, sikap positif, motivasi, keterampilan belajar seumur hidup, kepercayaan diri, dan sukses. Dalam quantum learning ada beberapa kiat-kiat yang mampu diterapkan agar seorang anak didik dapat mampu belajar dengan menyenangkan :
Melihat sekilas
Sebelum belajar, lihat materi bacaan secara sekilas pada malam sebelumnya, dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran di sekolah atau melakukan presentasi.
“Inilah saatnya”
Manfaatkanlah setiap waktu, jadikan semua subjek menarik, dan bersikap kreatiflah.
Tempat belajar
Belajarlah di tempat dan pada waktu yang teratur. Atur posisi yang baik dan gunakan pencahayaan yang tepat.
Gunakan musik
Musik barok membantu belajar lebih banyak dengan cara mengendurkan pikiran dan membuat anda selalu siap.
Istirahat
Setiap setengah jam, lakukanlah istirahat lima menit. Belajar yang terbaik adalah sebelum dan sesudah istirahat.
Rencanakan sebelumnya
Gunakan kalender untuk mempersiapkan suatu ujian atau presentasi. Anda akan dapat mengurangi stres dan mempertajam ingatan.
Berdiri dan duduk dengan tegak
Ketika memasuki ruangan, berjalanlah dengan tegak agar merasa yakin, dan duduklah dengan tegak agar tetap dalam keadaan berminat dan siaga.
Kegagalan adalah umpan balik
Umpan balik adalah informasi yang diperlukan untuk mendapatkan keberhasilan dan memberikan arah.
Sikap
Kita dapat memperoleh lebih banyak daripada yang kita harapkan, kalau kita memusatkan pikiran kita untuk itu.

Kiat-kiat untuk Quantum Learning :
-          Temukan satu manfaat dari sesuatu yang sedang dilakukan.
-          Berikan pujian positif untuk diri karena ini juga dapat memotivasi diri sendiri.
-          Buatlah tempat yang aman dan nyaman untuk bekerja atau belajar.
-        Sadarilah cara belajar dalam setiap situasi dengan melakukan penyesuaian dalam menerima masukan orang lain atau diri sendiri.
-          Gunakan Peta Pikiran dan Catatan TS.
-          Anggaplah menulis sebagai hal yang menyenangkan.
-          Ketahuilah kecepatan membaca anda.
-          Berpikirlah secara kreatif dalam segala situasi.
-          Ingatlah untuk mengingat.

b.      Habits/Kebiasaan yang baik
Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus dilakukan secara berulang sehingga apabila hal itu harus dilepaskan dalam kehidupan akan terasa sulit.
Kebiasaan bisa dibentuk dari usia anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Namun, pembentukan dan penerapan kebiasaan yang baik adalah dilakukan saat remaja karena kebiasaan remaja kebanyakan tidak baik dan lebih mendahulukan kesenangan. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak buruk terhadap soft skills mereka di dunia kerja nanti.
Terdapat 7 kebiasaan/habits yang harus diterapkan sejak usia remaja, diantaranya :

Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif “bertanggung jawab dengan hidup sendiri”.
Proaktif adalah seseorang yang bertanggung jawab atas pilihan sendiri, tidak mudah tersinggung, berpikir sebelum bertindak, dan tidak mudah marah dalam menghadapi suatu masalah. Sebaliknya reaktif adalah seseorang yang selalu menyalahkan masalah kepada orang lain, mengganggap dirinya hanya seorang korban, dan tidak bertanggung jawab terhadap hidupnya.
Sikap proaktif ini membiasakan belajar tersenyum dan hidup bersama dengan apa yang tidak disukai. Setiap mengalami kemunduran adalah peluang untuk mengubah menjadi kemenangan. Bangkit mengatasi pelecehan. Meneruskan kebiasaan baik kepada generasi mendatang.
Selain itu memiliki sikap “aku bisa” yaitu memiliki keyakinan dirinya bisa, berani, ulet, cerdik, kreatif, berani ambil risiko, dan sangat banyak akal. Dalam membuat keputusan selalu belajar menekan tombol pause yaitu menguasai diri dan merenungkan respon yang akan diberikan.

Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir, atau Mulailah dengan Mengingat-ingat Tujuan Akhir. “definisikanlah misi dan sasaran hidupmu”
Mengembangkan gambaran yang jelas tentang kehidupan, memutuskan apa nilai-nilainya dan menetapkan sasarannya. Maksudnya memikirkan apa yang diinginkan dan dicapai pada masa depan dengan menentukan pilihan dari sekarang. Keputusan yang diambil saat ini sangat menentukan kehidupan kita di masa depan.
Dalam menentukan apa yang ingin dicapai di masa depan adalah dengan melihat talenta apa yang dimiliki. Selain itu kita juga harus menuliskan misi pribadi yaitu seperti kepercayaan pribadi, motivasi atau motto hidup yang menyatakan ingin seperti apa nanti. Buatlah misi pribadi itu bermakna untuk pribadi dan membuat kita terinspirasi oleh misi tersebut. Jika tidak mampu mengingat misi yang telah kita buat sebaiknya ditulis dan diletakkan ditempat yang akan membuat misi tersebut sering dibaca, sehingga kita menjadi ingat akan misi tersebut dan mencapainya.
Jika ingin mencapai sasaran atau cita-cita tersebut terdapat beberapa kunci : pertama, perhitungkanlah biayanya. Berapa biaya yang mungkin akan dihabiskan dalam proses pencapaian tersebut, dan berapa banyak waktu serta energi yang dikeluarkan untuk hal tersebut. Kedua, tuliskanlah. Sasaran yang ingin dicapai harus ditulis karena itu akan membantu dibanding dengan sasaran yang tidak ditulis itu sama dengan angan-angan saja. Ketiga, laksanakan. Jangan ragu untuk melaksanakan sasaran tersebut, optimis dan percaya bahwa diri sendirilah yang mempunyai kuasa. Keempat, gunakan moment yang tepat. Jadikanlah kemunduran dan tragedi sebagai batu loncatan untuk berubah. Dan yang terakhir, ikatlah diri dengan orang lain. Ini bukan berarti bergantung kepada orang lain melainkan untuk menambah kekuatan dan peluang jika dilakukan bersama orang-orang yang jauh lebih berpengalaman.

Kebiasaan 3 : Dahulukan Yang Utama “susunlah prioritas, dan dahulukanlah hal-hal yang penting”.
Disini terdapat suatu model yang dinamakan “kuadran waktu” yang dapat membantu untuk mendahulukan hal yang utama :

Mendesak
Tidak Mendesak
Penting
1
ORANG YANG SUKA
MENUNDA-NUNDA
-          Ujian besok
-          Terlambat masuk kerja
2
ORANG YANG SUKA
MENENTUKAN PRIORITAS
-          Merencanakan sasaran
-          Olahraga
-          Membina hubungan
Tidak
Penting
3
ORANG YANG “YES-MAN”
-          Telepon tidak penting
-          Tekanan sesama
4
ORANG PEMALAS
-          Banyak nonton TV
-          Banyak main/game
-          Buang-buang waktu
Dari tabel di atas sangat jelas terlihat bahwa kuadran 2 yang paling baik “penting tetapi tidak mendesak” dan ini yang disebut mendahulukan yang utama dengan merencanakan dahulu dan menemukan pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan lebih dulu. Adapun cara yang harus dilakukan untuk menggeser sebanyak mungkin waktu ke kuadran 2 :
-          Kuadran 1 : Kurangi sifat menunda-nunda, kerjakan hal-hal yang penting terlebih dahulu, sehingga akan terhindar dari stres dan kelelahan akibat menunda-nunda tugas penting dan mengerjakannya di menit-menit terakhir.
-          Kuadran 3 : Berusaha menolak dengan baik terhadap hal-hal yang tidak penting untuk diri sendiri, janganlah menjadi orang yang selalu menyenangkan orang lain dengan mengorbankan waktu untuk kesenangan mereka.
-          Kuadran 4 : Kurangi kegiatan bermalas-malasan.
Selain menghabiskan waktu di kuadran 2, gunakanlah agenda dan buatlah rencana mingguan dalam hidup yaitu dengan mengidentifikasikan hal-hal besar yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan penting, lalu jadwalkan kapan hal itu akan dikerjakan, kemudian hal-hal yang kecilnya disisipkan pada sela-sela waktu yang kosong.

Kebiasaan 4 : Berpikir Menang-Menang “bersikaplah agar semua orang bisa menang”
Kecenderungan kita untuk bersaing merupakan kebiasaan buruk yang dapat merusak akal kita karena selalu ingin menjadi orang terbaik dan terdepan dalam segala bidang. Sebaiknya, kita memiliki sikap menang/menang artinya kita menang dan orang lainpun juga menang. Kita melakukan sesuatu hal bersamaan sehingga tidak ada persaingan, tidak ada sikap membanding-bandingkan dan tidak mengikuti ego.

Kebiasaan 5    : Berusaha Memahami Terlebih Dahulu, Baru Dipahami “jadilah pendengar yang baik, yang tulus”
Dalam kehidupan, memahami terlebih dahulu jauh lebih penting dibandingkan kita yang menuntut seseorang untuk paham. Caranya yaitu dengan mendengarkan dengan tulus menggunakan mata, hati dan telinga. Jika kita telah memiliki kebiasaan ini, maka orang lain yang kita pahami juga akan memahami kita.

Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi “bekerjasamalah agar mencapai hasil lebih baik”
Perbedaan itu akan bermanfaat apabila kita saling melengkapi, sinergi tercapai karena adanya perbedaan yang menghasilkan solusi baru yang lebih baik ketimbang apabila solusi itu dibuat sendiri. Caranya yaitu dengan mendifinisikan masalah dan peluang yang dihadapi, lalu memahami ide orang lain, kemudian ide kita dipahami orang lain, setelah itu ciptakan kemungkinan dan ide baru, dan akan terciptalah solusi yang terbaik.

Kebiasaan 7 : Asahlah Gergaji “perbaharuilah dirimu secara berkala”
Perbaharuilah, kuatkan, dan rawat tubuh, otak, hati serta jiwa agar tetap terjaga dengan baik. Semua dimensi ini sangatlah penting, apabila salah satu dari keempat dimensi tersebut rusak atau tidak berjalan dengan sempurna maka akan berpengaruh pada fungsi dimensi yang lainnya. Maka dari itu, kita harus selalu menjaga tubuh kita agar tetap sehat dengan makan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, berolahraga dengan teratur. Otak pun harus dirawat dengan baik dengan cara bersemangat dalam belajar, yakin bahwa belajar sangatlah penting dan berpengaruh besar dalam kehidupan, tak ada kata terlambat untuk belajar. Selanjutnya merawat hati dengan cara menjaga hubungan baik dengan orang lain. Dan yang terakhir adalah merawat jiwa dengan cara mengikuti siraman rohani.

c.       Berpikir Strategis
Dalam dunia yang bergerak cepat dan kompleks ini, kita tidak bisa bekerja lebih keras lagi sehingga harus belajar bagaimana bekerja lebih cerdas. Kemampuan berpikir jernih, cepat dan kreatif merupakan hal yang sangat penting. Namun banyak yang tidak menyadari betapa terbatasnya pemikiran kita. Masalahnya adalah sering kali bagian yang paling cerdas dari pikiran kita terkunci akibat cara berpikir yang salah. Nah ini saatnya kita harus bisa berpikir strategis.
Kebanyakan dari kita selalu menggunakan cara berpikir secara otomatis, dan dilakukan saat-saat luar biasa saja. Padahal itu sangatlah tidak baik untuk dilakukan, seharusnya kita terus mengasah cara berpikir kita dengan baik. Manfaat dari berpikir adalah menciptakan banyak pilihan sehingga dapat digunakan untuk membuat keputusan yang baik.
Pepatah pernah mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru besar”, iya mungkin ini bisa dikatakan benar. Tetapi tidak semua pengalaman itu baik, terkadang juga dapat menimbulkan masalah besar bagi kita. Pengalaman dapat mengakibatkan kita menjadi menutup diri pada pengetahuan baru yang pada akhirnya kita menjadi salah dalam suatu hal. Untuk menghindari kesalahan akibat pengetahuan kita dari pengalaman yang mungkin tidak benar yaitu dengan cara terimalah kenyataan bahwa kita tidak tahu akan hal tersebut dan jangan menebak berdasarkan pengetahuan sebelumnya yang belum tentu itu benar.
Paradigma adalah penilaian atau pandangan terhadap diri sendiri, orang lain, atau tentang kehidupan yang belum tentu benar dan kebanyakan ini selalu keliru. Pandangan ini seringkali mempengaruhi dalam kehidupan terutama kepada orang yang baru saja dikenal, pikiran kita selalu langsung menilai tanpa ada bukti yang membenarkan. Sebaiknya kita menghindari hal ini, berprasangkalah baik kepada orang lain tetapi bukan berarti kita begitu saja langsung percaya kepada mereka.
Cara berpikir terdapat dua macam yaitu pemikiran konvergen “pemikiran yang fokus dan spesifik” dan pemikiran divergen “pemikiran dengan menggunakan kreativitas dan imajinasi”. Kedua cara berpikir tersebut seharusnya dimiliki oleh seseorang secara seimbang yaitu tetep fokus mengerjakan suatu hal tetapi juga ditambahkan oleh imajinasi yang kreatif sehingga hal yang dikerjakan menjadi jauh lebih luar biasa. Sebagai contoh dari cara berpikir konvergen dan divergen yang seimbang dalam kehidupan kerja yaitu fokus pada tujuan keberhasilan perusahaan dengan menciptakan ide-ide kreatif dengan berimajinasi untuk menghasilkan produk baru yang menarik sehingga menjadi jalan tercapainya keberhasilan perusahaan.
Selain belajar, menerapkan kebiasaan yang baik, dan berpikir strategis, kita juga di tuntut untuk mempunyai keterampilan lain untuk dapat mengembangkan soft skills kita di dunia kerja nanti, diantanya :
1.      Mampu mengendalikan diri sendiri. Ini hampir sama dengan merujuk pada tujuan akhir di kebiasaan 2, yaitu harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri untuk mengelola karier yang ingin dicapai. Kenali diri dan apa kemampuannya, selaraskan antara kebutuhan hidup dengan bekerja karena apabila tidak seimbang akan menghambat keduanya, teruslah mencari sesuatu yang baru dan jangan terus diam pada keadaan yang membuat tidak nyaman serta perbanyaklah pengalaman, dan ingatlah setiap kali mengambil keputusan pasti selalu ada yang namanya risiko, berusaha terus untuk keluar dari kebiasaan diri sendiri.
2.    Setelah mampu mengendalikan diri sendiri untuk menemukan apa yang ingin dicapai, selanjutnya adalah menuntaskan pekerjaan. Maksudnya, kita fokus kepada orang lain, rekan kerja, bos. Pahami apa yang dibutuhkan oleh atasan atau perusahaan baik saat ini ataupun masa depan, jangan ragu untuk melakukannya. Apabila tidak mampu mengerjakan sesuatu jangan mengatakan “ya” karena malu berkata tidak mampu atau karena ingin mendapat pujian dari atasan, tetapi berhati-hatilah berkata “tidak” karena jika hal ini dikatakan sekaligus akan mengecewakan atasan dan akan merusak karier kita ke depannya.
Dalam bekerja hindari sifat mengeluh seperti anak kecil karena hal ini sangat mengganggu dan tidak seorang pun mau mendengarnya. Atur waktu pertemuan agar tersusun dengan baik sehingga tidak ada yang bentrok. Dan ingat tidak semua pertemuan harus dihadiri, maka penting sekali untuk mengetahui tujuan pertemuan tersebut, siapa yang akan ditemui, apa dampaknya apabila pertemuan itu tidak dilakukan dan apakah itu bisa diwakilkan dengan orang lain. 
Yang terakhir adalah jangan membiasakan mengerjakan sesuatu dengan akal sehat karena sebagian besar sangat jauh berbanding terbalik dengan aturan yang sudah ditentukan.
3.   Katakan sesuatu yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Berbicalah yang sopan, apabila hendak meminta pertolongan katakan “tolong” dan jika sudah dibantu maka jangan lupa mengucapkan “terima kasih” dan apabila melakukan kesalahan bicaralah “maafkan saya”. Ini sangat sepele tetapi jika hal ini dilupakan akan merusak hubungan kita dengan rekan kerja sendiri. Dan yang terakhir adalah beranikan diri untuk selalu bertanya apabila mengalami kesulitan, jangan malu dan jangan takut pertanyaan kita bodoh karena itu sama saja dengan membatasi peluang untuk bertumbuh.
4.   Menangani pada pengkritik. Berpakaian yang sopan dan pantas sehingga orang lain tidak menilai buruk tentang kita.
5.      Mengikuti politik kantor. Milikilah seorang mentor yang membimbing kita untuk menjadi lebih baik lagi dalam bekerja. Janganlah menjadikan diri sebagai penjilat, jika kita tidak bermaksud untuk menjilat atasan segera luruskan isu yang tersebar di kantor. Jangan sekali-kali ikut bergosip, jika rekan kerja mengajaknya kita harus coba mengelak dengan lembut. Pikirkan saat kita akan melangkahi atasan baik itu dalam segi pengambilan keputusan, membuat rencana dan lain sebagainya. Berhati-hatilah berurusan dengan asmara di kantor, jangan sampai melakukan asmara di tempat kerja secara berlebihan sehingga dapat mengganggu rekan kerja sekitar.
6.      Perlu adanya mempromosikan diri sendiri dan memperlihatkan kepada orang lain bahwa kita itu luar biasa. Tetapi hal ini juga ada batasnya dan jangan sampai orang sekitar menjadi risi dengan kelakuan kita.
7.   Jangan mudah tersinggung saat bekerja. Belajarlah sabar dalam menghadapi teguran atasan dan berubah menjadi lebih baik. Jika terdapat persaingan, ingatlah kita harus menghindari hal itu dengan menerapkan kebiasaan 4 yaitu menang/menang karena ini akan menciptakan hubungan yang harmonis antara kita dengan rekan kerja yang lainnya. Kita menang dan orang lainpun menang. Jika terdapat perbedaan generesi, hal yang paling penting adalah hormat.
8.  Jika kita sebagai pemimpin, jadilah seorang pemimpin yang baik yang ikut terlibat mencapai tujuan perusahaan, janganlah menjadi seorang bos yang hanya mampu memerintah dan tidak ikut membantu mencapai tujuan perusahaan. Hindari menjadi atasan yang serbatahu dan serbaberkuasa. Pemimpin adalah seseorang yang selalu diikuti perkataannya oleh bawahan, maka apa yang dikatakan harus benar-benar sesuai dan baik. Perlakukanlah semua orang dengan sama, jangan membeda-bedakannya entah itu dari segi ekonomi, warna kulit, dan lain sebagainya. Satu hal yang paling penting adalah kerendahan hati dan hal ini akan memberikan sukses besar bagi kita.

III.   PENUTUP
Soft skills merupakan kemampuan dasar seseorang yang harus di tumbuhkan oleh semua orang dalam dirinya sendiri. Soft skills mencakup keterampilan pribadi, sosial, komunikasi dan perilaku manajemen diri. Soft skills seseorang bisa sangat baik apabila terus dilatih dan dikembangkan. Cara yang sangat mendasarnya yaitu dengan sistem belajar yang nyaman dan menyenangkan, kemudian menerapkan 7 kebiasaan yang harus dilakukan mulai dari usia remaja--diantaranya harus memiliki sikap proaktif dan menghindari sikap reaktif yang selalu mengalahkan orang lain dan keadaan, merujuk pada tujuan akhir dengan menciptakan cita-cita apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang, mendahulukan hal utama dan menghindari melakukan hal-hal yang tidak penting serta buang-buang waktu, bepikir menang/menang dan menghindari persaingan yang akan menghancurkan hubungan dengan orang lain, berusaha memahami terlebih dahulu baru dipahami oleh orang lain, mewujudkan sinergi yaitu bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan keputusan yang baik, dan yang terakhir adalah mengasah gergaji yaitu memperbaharui dan merawat tubuh, hati, jiwa dan otak secara berkala.
Selain belajar dan menerapkan kebiasaan yang baik, kita juga harus mengetahui bagaimana cara untuk berpikir strategis yaitu jernih, cepat dan kreatif. Ini sangat penting sekali untuk membantu terciptanya soft skills yang baik.
Adapun keterampilan lain yang harus dimiliki seseorang jika berada di dunia kerja yaitu pertama mengenali diri sendiri terlebih dahulu dan talenta apa yang dimiliki. Kedua, mampu bekerja sama dengan orang lain, menuntaskan pekerjaan, mengetahui apa yang dibutuhkan atasan dan perusahaan. Ketiga, tidak menyinggung perasaan orang lain. Keempat, mengenakan pakaian yang pantas dan sopan sehingga nyaman dilihat. Kelima, jangan menjadikan diri kita sebagai penjilat, hindari menggosipkan rekan kerja. Keenam, melakukan promosi diri dengan memperlihatkan kehebatan yang dimiliki tetapi tidak membuat oranglain terganggu. Ketujuh, jangan mudah tersinggung saat bekerja. Dan yang terakhir apabila kita sebagai pimpinan, jadilah seorang pemimpin yang ikut turun membantu tercapainya tujuan perusahaan, dan jangan lah menjadi pemimpin yang hanya menyuruh bawahannya.
Hal-hal di atas sangat berperan penting untuk mencapai keberhasilan kita di dunia kerja, jika diperhatikan ini sangat sepele namun apabila kita meninggalkan dan tidak melakukan hal tersebut maka akan berdampak buruk pada soft skills kita. Teruslah berlatih dan mulai membiasakan melakukan hal-hal tersebut agar soft skills kita menjadi lebih baik.

IV.   DAFTAR PUSTAKA
De Porter, Bobbi., dan Hernacky, Mike. 1999. Quantum Learning. Bandung : Kaifa Learning
Covey, Sean. 2001. The 7 Habits of Highly Effective Teens. Tangerang Selatan : Binarupa Aksara.
Klausa, Peggy. 2012. Soft Skills, Jangan anggap sepele soft skills: keterampilan yang dipraktikkan orang cerdas di tempat kerja. Jakarta : Libri.
Reid, S.P. 2002. Berpikir Strategis. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar