PENGEMBANGAN SOFT SKILL
DENGAN MENERAPKAN GAYA BELAJAR DAN KEBIASAAN YANG BAIK SERTA MAMPU BERPIKIR
STRATEGIS
LAELA FARIDA
Prodi D3 Administrasi Bisnis,
Administrasi Niaga
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
ABSTRAK
Di era
globalisasi ini, pendidikan di Indonesia sangat berkembang cepat. Sehingga anak
didik harus mampu mengikuti perkembangan yang ada. Namun sekarang loyalitas
mereka terhadap pelajaran semakin berkurang, ini disebabkan oleh gaya belajar
yang membosankan dan tidak nyaman. Habits mereka juga tidak baik dan lebih
mendahulukan kesenangan. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak buruk terhadap
soft skills mereka di dunia kerja nanti. Maka cara terbaik untuk menciptakan
soft skills tersebut adalah dengan menerapkan metode belajar quantum learning,
habits yang baik mulai dari usia remaja, dan mampu berpikir strategis.
Kata kunci :
Quantum Learning, Habits, Berpikir Strategis, Soft Skills
I.
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, pendidikan di Indonesia sangat
berkembang cepat. Sehingga anak didik harus mampu mengikuti perkembangan yang
ada. Namun sekarang loyalitas mereka terhadap pelajaran semakin berkurang, ini
disebabkan oleh gaya belajar yang membosankan dan tidak nyaman. Padahal belajar
adalah hal yang sangat penting untuk menunjang masa depan, tanpa belajar
seseorang akan kesulitan dalam melakukan sesuatu. Maka dari itu, guru atau
dosen harus mampu mengetahui cara belajar yang nyaman dan menyenangkan yaitu salah
satunya dengan metode “Quantum Learning”.
Quantum Learning adalah suatu gaya belajar dengan
mendudukkan anak didik secara nyaman, memasang musik latar dalam kelas,
meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster untuk memberi kesan besar
sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru terlatih. Anak didik
akan merasakan kenyamanan dan menjadi senang untuk belajar sehingga loyalitas
mereka terhadap belajar semakin meningkat. Apabila mereka mampu belajar dengan
baik, secara tidak langsung ini akan berdampak positif terhadap soft skills
mereka nanti di dunia kerja.
Selain metode belajar, ada hal penting lain yang mampu
mempengaruhi soft skills seseorang yaitu habits atau kebiasaan. Kebiasaan
adalah suatu kegiatan yang terus dilakukan secara berulang sehingga apabila hal
itu harus dilepaskan dalam kehidupan akan terasa sulit. Kebiasaan bisa dibentuk
dari usia anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Namun, pembentukan dan penerapan
kebiasaan yang baik adalah dilakukan saat remaja karena kebiasaan remaja
kebanyakan tidak baik dan lebih mendahulukan kesenangan. Hal ini jika dibiarkan
akan berdampak buruk terhadap soft skills mereka di dunia kerja nanti.
Dalam dunia yang bergerak cepat dan kompleks ini, kita
tidak bisa bekerja lebih keras lagi sehingga harus belajar bagaimana bekerja
lebih cerdas. Kemampuan berpikir jernih, cepat dan kreatif merupakan hal yang
sangat penting. Namun banyak yang tidak menyadari betapa terbatasnya pemikiran
kita. Masalahnya adalah sering kali bagian yang paling cerdas dari pikiran kita
terkunci akibat cara berpikir yang salah. Nah ini saatnya kita harus bisa
berpikir strategis.
Maka cara terbaik untuk menciptakan soft skills
tersebut adalah dengan menerapkan metode belajar quantum learning, habits yang
baik mulai dari usia remaja, dan mampu berpikir strategis.
II.
PEMBAHASAN
Soft
skills merupakan kemampuan dasar seseorang yang harus di tumbuhkan oleh semua
orang dalam dirinya sendiri. Soft skills mencakup keterampilan pribadi, sosial,
komunikasi dan perilaku manajemen diri.
Soft
skills mencakup kemampuan dan sifat manusia yang luas seperti kesadaran diri,
dapat dipercaya, berhati nurani, mampu beradaptasi, berpikir kritis, bersikap,
berinisiatif, berempati, percaya diri, berintegritas, penguasaan diri,
kesadaran berorganisasi, bersahabat, berpengaruh, berani ambil risiko, bisa
menyelesaikan masalah, punya jiwa pemimpin, memiliki manajemen waktu, dan lain
sebagainya.
Soft skills adalah hasil dari pembelajaran dan
penerapan kebiasaan yang baik serta berpikir strategis yaitu jernih, cepat dan
kreatif. Semua ini mempunyai peran masing-masing yang sangat penting.
a. Quantum Learning
Belajar adalah hal yang sangat
penting untuk menunjang masa depan, tanpa belajar seseorang akan kesulitan
dalam melakukan sesuatu. Maka dari itu, guru atau dosen harus mampu mengetahui
cara belajar yang nyaman dan menyenangkan yaitu salah satunya dengan metode “Quantum
Learning”.
Quantum Learning adalah suatu gaya
belajar dengan mendudukkan anak didik secara nyaman, memasang musik latar dalam
kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster untuk memberi
kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru terlatih.
Anak didik akan merasakan kenyamanan dan menjadi senang untuk belajar sehingga
loyalitas mereka terhadap belajar semakin meningkat. Apabila mereka mampu
belajar dengan baik, secara tidak langsung ini akan berdampak positif terhadap
soft skills mereka.
Adapun manfaat dari belajar Quantum
Learning adalah diantaranya, sikap positif, motivasi, keterampilan belajar
seumur hidup, kepercayaan diri, dan sukses. Dalam quantum learning ada beberapa
kiat-kiat yang mampu diterapkan agar seorang anak didik dapat mampu belajar
dengan menyenangkan :
Melihat sekilas
|
Sebelum
belajar, lihat materi bacaan secara sekilas pada malam sebelumnya, dan lihat kembali
catatan sebelum memulai pelajaran di sekolah atau melakukan presentasi.
|
“Inilah saatnya”
|
Manfaatkanlah
setiap waktu, jadikan semua subjek menarik, dan bersikap kreatiflah.
|
Tempat belajar
|
Belajarlah
di tempat dan pada waktu yang teratur. Atur posisi yang baik dan gunakan
pencahayaan yang tepat.
|
Gunakan musik
|
Musik
barok membantu belajar lebih banyak dengan cara mengendurkan pikiran dan
membuat anda selalu siap.
|
Istirahat
|
Setiap
setengah jam, lakukanlah istirahat lima menit. Belajar yang terbaik adalah
sebelum dan sesudah istirahat.
|
Rencanakan sebelumnya
|
Gunakan
kalender untuk mempersiapkan suatu ujian atau presentasi. Anda akan dapat
mengurangi stres dan mempertajam ingatan.
|
Berdiri dan duduk dengan tegak
|
Ketika
memasuki ruangan, berjalanlah dengan tegak agar merasa yakin, dan duduklah
dengan tegak agar tetap dalam keadaan berminat dan siaga.
|
Kegagalan adalah umpan balik
|
Umpan
balik adalah informasi yang diperlukan untuk mendapatkan keberhasilan dan
memberikan arah.
|
Sikap
|
Kita dapat
memperoleh lebih banyak daripada yang kita harapkan, kalau kita memusatkan
pikiran kita untuk itu.
|
Kiat-kiat untuk Quantum Learning :
-
Temukan satu manfaat dari sesuatu yang sedang
dilakukan.
-
Berikan pujian positif untuk diri karena ini juga
dapat memotivasi diri sendiri.
-
Buatlah tempat yang aman dan nyaman untuk bekerja atau
belajar.
- Sadarilah cara belajar dalam setiap situasi dengan
melakukan penyesuaian dalam menerima masukan orang lain atau diri sendiri.
-
Gunakan Peta Pikiran dan Catatan TS.
-
Anggaplah menulis sebagai hal yang menyenangkan.
-
Ketahuilah kecepatan membaca anda.
-
Berpikirlah secara kreatif dalam segala situasi.
-
Ingatlah untuk mengingat.
b. Habits/Kebiasaan yang baik
Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang
terus dilakukan secara berulang sehingga apabila hal itu harus dilepaskan dalam
kehidupan akan terasa sulit.
Kebiasaan bisa dibentuk dari usia
anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Namun, pembentukan dan penerapan kebiasaan
yang baik adalah dilakukan saat remaja karena kebiasaan remaja kebanyakan tidak
baik dan lebih mendahulukan kesenangan. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak
buruk terhadap soft skills mereka di dunia kerja nanti.
Terdapat 7 kebiasaan/habits yang harus diterapkan
sejak usia remaja, diantaranya :
Kebiasaan 1 : Jadilah
Proaktif “bertanggung jawab dengan hidup sendiri”.
Proaktif adalah seseorang yang
bertanggung jawab atas pilihan sendiri, tidak mudah tersinggung, berpikir
sebelum bertindak, dan tidak mudah marah dalam menghadapi suatu masalah.
Sebaliknya reaktif adalah seseorang yang selalu menyalahkan masalah kepada
orang lain, mengganggap dirinya hanya seorang korban, dan tidak bertanggung
jawab terhadap hidupnya.
Sikap proaktif ini membiasakan
belajar tersenyum dan hidup bersama dengan apa yang tidak disukai. Setiap
mengalami kemunduran adalah peluang untuk mengubah menjadi kemenangan. Bangkit
mengatasi pelecehan. Meneruskan kebiasaan baik kepada generasi mendatang.
Selain itu memiliki sikap “aku bisa”
yaitu memiliki keyakinan dirinya bisa, berani, ulet, cerdik, kreatif, berani
ambil risiko, dan sangat banyak akal. Dalam membuat keputusan selalu belajar
menekan tombol pause yaitu menguasai diri dan merenungkan respon yang akan
diberikan.
Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir, atau Mulailah
dengan Mengingat-ingat Tujuan Akhir. “definisikanlah misi dan sasaran hidupmu”
Mengembangkan gambaran yang jelas
tentang kehidupan, memutuskan apa nilai-nilainya dan menetapkan sasarannya.
Maksudnya memikirkan apa yang diinginkan dan dicapai pada masa depan dengan
menentukan pilihan dari sekarang. Keputusan yang diambil saat ini sangat
menentukan kehidupan kita di masa depan.
Dalam menentukan apa yang ingin
dicapai di masa depan adalah dengan melihat talenta apa yang dimiliki. Selain
itu kita juga harus menuliskan misi pribadi yaitu seperti kepercayaan pribadi,
motivasi atau motto hidup yang menyatakan ingin seperti apa nanti. Buatlah misi
pribadi itu bermakna untuk pribadi dan membuat kita terinspirasi oleh misi tersebut.
Jika tidak mampu mengingat misi yang telah kita buat sebaiknya ditulis dan
diletakkan ditempat yang akan membuat misi tersebut sering dibaca, sehingga
kita menjadi ingat akan misi tersebut dan mencapainya.
Jika ingin mencapai sasaran atau
cita-cita tersebut terdapat beberapa kunci : pertama, perhitungkanlah biayanya.
Berapa biaya yang mungkin akan dihabiskan dalam proses pencapaian tersebut, dan
berapa banyak waktu serta energi yang dikeluarkan untuk hal tersebut. Kedua,
tuliskanlah. Sasaran yang ingin dicapai harus ditulis karena itu akan membantu
dibanding dengan sasaran yang tidak ditulis itu sama dengan angan-angan saja.
Ketiga, laksanakan. Jangan ragu untuk melaksanakan sasaran tersebut, optimis
dan percaya bahwa diri sendirilah yang mempunyai kuasa. Keempat, gunakan moment
yang tepat. Jadikanlah kemunduran dan tragedi sebagai batu loncatan untuk
berubah. Dan yang terakhir, ikatlah diri dengan orang lain. Ini bukan berarti
bergantung kepada orang lain melainkan untuk menambah kekuatan dan peluang jika
dilakukan bersama orang-orang yang jauh lebih berpengalaman.
Kebiasaan 3 : Dahulukan Yang Utama “susunlah prioritas,
dan dahulukanlah hal-hal yang penting”.
Disini terdapat suatu model yang
dinamakan “kuadran waktu” yang dapat membantu untuk mendahulukan hal yang utama
:
Mendesak
|
Tidak Mendesak
|
|
Penting
|
1
ORANG YANG
SUKA
MENUNDA-NUNDA
-
Ujian besok
-
Terlambat masuk kerja
|
2
ORANG YANG
SUKA
MENENTUKAN
PRIORITAS
-
Merencanakan sasaran
-
Olahraga
-
Membina hubungan
|
Tidak
Penting
|
3
ORANG YANG
“YES-MAN”
-
Telepon tidak penting
-
Tekanan sesama
|
4
ORANG
PEMALAS
-
Banyak nonton TV
-
Banyak main/game
-
Buang-buang waktu
|
Dari tabel di atas sangat jelas
terlihat bahwa kuadran 2 yang paling baik “penting tetapi tidak mendesak” dan
ini yang disebut mendahulukan yang utama dengan merencanakan dahulu dan
menemukan pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan lebih dulu. Adapun cara yang
harus dilakukan untuk menggeser sebanyak mungkin waktu ke kuadran 2 :
-
Kuadran 1 : Kurangi sifat menunda-nunda, kerjakan
hal-hal yang penting terlebih dahulu, sehingga akan terhindar dari stres dan
kelelahan akibat menunda-nunda tugas penting dan mengerjakannya di menit-menit
terakhir.
-
Kuadran 3 : Berusaha menolak dengan baik terhadap
hal-hal yang tidak penting untuk diri sendiri, janganlah menjadi orang yang
selalu menyenangkan orang lain dengan mengorbankan waktu untuk kesenangan
mereka.
-
Kuadran 4 : Kurangi kegiatan bermalas-malasan.
Selain menghabiskan waktu di kuadran
2, gunakanlah agenda dan buatlah rencana mingguan dalam hidup yaitu dengan
mengidentifikasikan hal-hal besar yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan
penting, lalu jadwalkan kapan hal itu akan dikerjakan, kemudian hal-hal yang
kecilnya disisipkan pada sela-sela waktu yang kosong.
Kebiasaan 4 : Berpikir Menang-Menang “bersikaplah agar
semua orang bisa menang”
Kecenderungan kita untuk bersaing
merupakan kebiasaan buruk yang dapat merusak akal kita karena selalu ingin
menjadi orang terbaik dan terdepan dalam segala bidang. Sebaiknya, kita
memiliki sikap menang/menang artinya kita menang dan orang lainpun juga menang.
Kita melakukan sesuatu hal bersamaan sehingga tidak ada persaingan, tidak ada
sikap membanding-bandingkan dan tidak mengikuti ego.
Kebiasaan 5 : Berusaha
Memahami Terlebih Dahulu, Baru Dipahami “jadilah pendengar yang baik, yang
tulus”
Dalam kehidupan, memahami terlebih
dahulu jauh lebih penting dibandingkan kita yang menuntut seseorang untuk
paham. Caranya yaitu dengan mendengarkan dengan tulus menggunakan mata, hati
dan telinga. Jika kita telah memiliki kebiasaan ini, maka orang lain yang kita
pahami juga akan memahami kita.
Kebiasaan 6 : Wujudkan
Sinergi “bekerjasamalah agar mencapai hasil lebih baik”
Perbedaan itu akan bermanfaat
apabila kita saling melengkapi, sinergi tercapai karena adanya perbedaan yang
menghasilkan solusi baru yang lebih baik ketimbang apabila solusi itu dibuat
sendiri. Caranya yaitu dengan mendifinisikan masalah dan peluang yang dihadapi,
lalu memahami ide orang lain, kemudian ide kita dipahami orang lain, setelah
itu ciptakan kemungkinan dan ide baru, dan akan terciptalah solusi yang
terbaik.
Kebiasaan 7 : Asahlah Gergaji “perbaharuilah
dirimu secara berkala”
Perbaharuilah, kuatkan, dan rawat
tubuh, otak, hati serta jiwa agar tetap terjaga dengan baik. Semua dimensi ini
sangatlah penting, apabila salah satu dari keempat dimensi tersebut rusak atau
tidak berjalan dengan sempurna maka akan berpengaruh pada fungsi dimensi yang
lainnya. Maka dari itu, kita harus selalu menjaga tubuh kita agar tetap sehat
dengan makan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, berolahraga dengan
teratur. Otak pun harus dirawat dengan baik dengan cara bersemangat dalam
belajar, yakin bahwa belajar sangatlah penting dan berpengaruh besar dalam
kehidupan, tak ada kata terlambat untuk belajar. Selanjutnya merawat hati
dengan cara menjaga hubungan baik dengan orang lain. Dan yang terakhir adalah
merawat jiwa dengan cara mengikuti siraman rohani.
c. Berpikir Strategis
Dalam dunia yang bergerak cepat dan
kompleks ini, kita tidak bisa bekerja lebih keras lagi sehingga harus belajar
bagaimana bekerja lebih cerdas. Kemampuan berpikir jernih, cepat dan kreatif
merupakan hal yang sangat penting. Namun banyak yang tidak menyadari betapa
terbatasnya pemikiran kita. Masalahnya adalah sering kali bagian yang paling
cerdas dari pikiran kita terkunci akibat cara berpikir yang salah. Nah ini
saatnya kita harus bisa berpikir strategis.
Kebanyakan dari kita selalu
menggunakan cara berpikir secara otomatis, dan dilakukan saat-saat luar biasa
saja. Padahal itu sangatlah tidak baik untuk dilakukan, seharusnya kita terus
mengasah cara berpikir kita dengan baik. Manfaat dari berpikir adalah
menciptakan banyak pilihan sehingga dapat digunakan untuk membuat keputusan
yang baik.
Pepatah pernah mengatakan bahwa
“pengalaman adalah guru besar”, iya mungkin ini bisa dikatakan benar. Tetapi
tidak semua pengalaman itu baik, terkadang juga dapat menimbulkan masalah besar
bagi kita. Pengalaman dapat mengakibatkan kita menjadi menutup diri pada
pengetahuan baru yang pada akhirnya kita menjadi salah dalam suatu hal. Untuk
menghindari kesalahan akibat pengetahuan kita dari pengalaman yang mungkin
tidak benar yaitu dengan cara terimalah kenyataan bahwa kita tidak tahu akan
hal tersebut dan jangan menebak berdasarkan pengetahuan sebelumnya yang belum
tentu itu benar.
Paradigma adalah penilaian atau
pandangan terhadap diri sendiri, orang lain, atau tentang kehidupan yang belum
tentu benar dan kebanyakan ini selalu keliru. Pandangan ini seringkali
mempengaruhi dalam kehidupan terutama kepada orang yang baru saja dikenal,
pikiran kita selalu langsung menilai tanpa ada bukti yang membenarkan.
Sebaiknya kita menghindari hal ini, berprasangkalah baik kepada orang lain
tetapi bukan berarti kita begitu saja langsung percaya kepada mereka.
Cara berpikir terdapat dua macam
yaitu pemikiran konvergen “pemikiran yang fokus dan spesifik” dan pemikiran
divergen “pemikiran dengan menggunakan kreativitas dan imajinasi”. Kedua cara
berpikir tersebut seharusnya dimiliki oleh seseorang secara seimbang yaitu
tetep fokus mengerjakan suatu hal tetapi juga ditambahkan oleh imajinasi yang
kreatif sehingga hal yang dikerjakan menjadi jauh lebih luar biasa. Sebagai
contoh dari cara berpikir konvergen dan divergen yang seimbang dalam kehidupan
kerja yaitu fokus pada tujuan keberhasilan perusahaan dengan menciptakan
ide-ide kreatif dengan berimajinasi untuk menghasilkan produk baru yang menarik
sehingga menjadi jalan tercapainya keberhasilan perusahaan.
Selain belajar, menerapkan kebiasaan yang baik, dan
berpikir strategis, kita juga di tuntut untuk mempunyai keterampilan lain untuk
dapat mengembangkan soft skills kita di dunia kerja nanti, diantanya :
1. Mampu mengendalikan
diri sendiri. Ini hampir sama dengan merujuk pada tujuan akhir di kebiasaan 2,
yaitu harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri untuk mengelola karier yang
ingin dicapai. Kenali diri dan apa kemampuannya, selaraskan antara kebutuhan
hidup dengan bekerja karena apabila tidak seimbang akan menghambat keduanya,
teruslah mencari sesuatu yang baru dan jangan terus diam pada keadaan yang
membuat tidak nyaman serta perbanyaklah pengalaman, dan ingatlah setiap kali
mengambil keputusan pasti selalu ada yang namanya risiko, berusaha terus untuk
keluar dari kebiasaan diri sendiri.
2. Setelah mampu mengendalikan diri sendiri untuk
menemukan apa yang ingin dicapai, selanjutnya adalah menuntaskan pekerjaan.
Maksudnya, kita fokus kepada orang lain, rekan kerja, bos. Pahami apa yang
dibutuhkan oleh atasan atau perusahaan baik saat ini ataupun masa depan, jangan
ragu untuk melakukannya. Apabila tidak mampu mengerjakan sesuatu jangan
mengatakan “ya” karena malu berkata tidak mampu atau karena ingin mendapat pujian
dari atasan, tetapi berhati-hatilah berkata “tidak” karena jika hal ini
dikatakan sekaligus akan mengecewakan atasan dan akan merusak karier kita ke
depannya.
Dalam bekerja hindari sifat mengeluh seperti anak
kecil karena hal ini sangat mengganggu dan tidak seorang pun mau mendengarnya.
Atur waktu pertemuan agar tersusun dengan baik sehingga tidak ada yang bentrok.
Dan ingat tidak semua pertemuan harus dihadiri, maka penting sekali untuk
mengetahui tujuan pertemuan tersebut, siapa yang akan ditemui, apa dampaknya
apabila pertemuan itu tidak dilakukan dan apakah itu bisa diwakilkan dengan
orang lain. Yang terakhir adalah jangan membiasakan mengerjakan sesuatu dengan akal sehat karena sebagian besar sangat jauh berbanding terbalik dengan aturan yang sudah ditentukan.
3. Katakan
sesuatu yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Berbicalah yang sopan,
apabila hendak meminta pertolongan katakan “tolong” dan jika sudah dibantu maka
jangan lupa mengucapkan “terima kasih” dan apabila melakukan kesalahan
bicaralah “maafkan saya”. Ini sangat sepele tetapi jika hal ini dilupakan akan
merusak hubungan kita dengan rekan kerja sendiri. Dan yang terakhir adalah
beranikan diri untuk selalu bertanya apabila mengalami kesulitan, jangan malu
dan jangan takut pertanyaan kita bodoh karena itu sama saja dengan membatasi
peluang untuk bertumbuh.
4. Menangani
pada pengkritik. Berpakaian yang sopan dan pantas sehingga orang lain tidak
menilai buruk tentang kita.
5. Mengikuti
politik kantor. Milikilah seorang mentor yang membimbing kita untuk menjadi
lebih baik lagi dalam bekerja. Janganlah menjadikan diri sebagai penjilat, jika
kita tidak bermaksud untuk menjilat atasan segera luruskan isu yang tersebar di
kantor. Jangan sekali-kali ikut bergosip, jika rekan kerja mengajaknya kita
harus coba mengelak dengan lembut. Pikirkan saat kita akan melangkahi atasan
baik itu dalam segi pengambilan keputusan, membuat rencana dan lain sebagainya.
Berhati-hatilah berurusan dengan asmara di kantor, jangan sampai melakukan
asmara di tempat kerja secara berlebihan sehingga dapat mengganggu rekan kerja
sekitar.
6. Perlu adanya
mempromosikan diri sendiri dan memperlihatkan kepada orang lain bahwa kita itu
luar biasa. Tetapi hal ini juga ada batasnya dan jangan sampai orang sekitar
menjadi risi dengan kelakuan kita.
7. Jangan mudah
tersinggung saat bekerja. Belajarlah sabar dalam menghadapi teguran atasan dan
berubah menjadi lebih baik. Jika terdapat persaingan, ingatlah kita harus
menghindari hal itu dengan menerapkan kebiasaan 4 yaitu menang/menang karena
ini akan menciptakan hubungan yang harmonis antara kita dengan rekan kerja yang
lainnya. Kita menang dan orang lainpun menang. Jika terdapat perbedaan
generesi, hal yang paling penting adalah hormat.
8. Jika kita
sebagai pemimpin, jadilah seorang pemimpin yang baik yang ikut terlibat
mencapai tujuan perusahaan, janganlah menjadi seorang bos yang hanya mampu
memerintah dan tidak ikut membantu mencapai tujuan perusahaan. Hindari menjadi
atasan yang serbatahu dan serbaberkuasa. Pemimpin adalah seseorang yang selalu
diikuti perkataannya oleh bawahan, maka apa yang dikatakan harus benar-benar
sesuai dan baik. Perlakukanlah semua orang dengan sama, jangan
membeda-bedakannya entah itu dari segi ekonomi, warna kulit, dan lain
sebagainya. Satu hal yang paling penting adalah kerendahan hati dan hal ini
akan memberikan sukses besar bagi kita.
III.
PENUTUP
Soft
skills merupakan kemampuan dasar seseorang yang harus di tumbuhkan oleh semua
orang dalam dirinya sendiri. Soft skills mencakup keterampilan pribadi, sosial,
komunikasi dan perilaku manajemen diri. Soft skills seseorang bisa sangat baik
apabila terus dilatih dan dikembangkan. Cara yang sangat mendasarnya yaitu
dengan sistem belajar yang nyaman dan menyenangkan, kemudian menerapkan 7
kebiasaan yang harus dilakukan mulai dari usia remaja--diantaranya harus
memiliki sikap proaktif dan menghindari sikap reaktif yang selalu mengalahkan
orang lain dan keadaan, merujuk pada tujuan akhir dengan menciptakan cita-cita
apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang, mendahulukan hal utama dan
menghindari melakukan hal-hal yang tidak penting serta buang-buang waktu,
bepikir menang/menang dan menghindari persaingan yang akan menghancurkan
hubungan dengan orang lain, berusaha memahami terlebih dahulu baru dipahami
oleh orang lain, mewujudkan sinergi yaitu bekerjasama dengan orang lain untuk
menciptakan keputusan yang baik, dan yang terakhir adalah mengasah gergaji
yaitu memperbaharui dan merawat tubuh, hati, jiwa dan otak secara berkala.
Selain
belajar dan menerapkan kebiasaan yang baik, kita juga harus mengetahui
bagaimana cara untuk berpikir strategis yaitu jernih, cepat dan kreatif. Ini
sangat penting sekali untuk membantu terciptanya soft skills yang baik.
Adapun
keterampilan lain yang harus dimiliki seseorang jika berada di dunia kerja
yaitu pertama mengenali diri sendiri terlebih dahulu dan talenta apa yang
dimiliki. Kedua, mampu bekerja sama dengan orang lain, menuntaskan pekerjaan,
mengetahui apa yang dibutuhkan atasan dan perusahaan. Ketiga, tidak menyinggung
perasaan orang lain. Keempat, mengenakan pakaian yang pantas dan sopan sehingga
nyaman dilihat. Kelima, jangan menjadikan diri kita sebagai penjilat, hindari
menggosipkan rekan kerja. Keenam, melakukan promosi diri dengan memperlihatkan
kehebatan yang dimiliki tetapi tidak membuat oranglain terganggu. Ketujuh, jangan
mudah tersinggung saat bekerja. Dan yang terakhir apabila kita sebagai
pimpinan, jadilah seorang pemimpin yang ikut turun membantu tercapainya tujuan
perusahaan, dan jangan lah menjadi pemimpin yang hanya menyuruh bawahannya.
Hal-hal
di atas sangat berperan penting untuk mencapai keberhasilan kita di dunia
kerja, jika diperhatikan ini sangat sepele namun apabila kita meninggalkan dan
tidak melakukan hal tersebut maka akan berdampak buruk pada soft skills kita. Teruslah
berlatih dan mulai membiasakan melakukan hal-hal tersebut agar soft skills kita
menjadi lebih baik.
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
De Porter,
Bobbi., dan Hernacky, Mike. 1999. Quantum
Learning. Bandung : Kaifa Learning
Covey, Sean.
2001. The 7 Habits
of Highly Effective Teens. Tangerang Selatan : Binarupa Aksara.
Klausa,
Peggy. 2012. Soft Skills, Jangan anggap
sepele soft skills: keterampilan yang dipraktikkan orang cerdas di tempat kerja. Jakarta :
Libri.
Reid, S.P.
2002. Berpikir Strategis. Jakarta :
PT Bhuana Ilmu Populer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar