Blogger Widgets

Music

Kamis, 30 April 2015

Kebiasaan Efektif Seorang Remaja



Sebagai generasi penerus bangsa, kita seharusnya mempunyai perilaku yang baik. Salah satu faktor penentu berhasil tidaknya seseorang adalah dilihat dari kebiasaannya saat ini. Seperti dalam buku The 7 Habits of Highly Effective “Kebiasaanmu akan menjadikanmu sukses atau menghancurkanmu”. Jadi melatih kebiasaan baik adalah hal yang sangat penting dan wajib.
Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus dilakukan secara berulang sehingga apabila hal itu harus dilepaskan dalam kehidupan akan terasa sulit.
Kebiasaan bisa dibentuk dari usia anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Namun, pembentukan dan penerapan kebiasaan yang baik adalah dilakukan saat remaja karena kebiasaan remaja kebanyakan tidak baik dan lebih mendahulukan kesenangan. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak buruk terhadap soft skills mereka di dunia kerja nanti.

Dalam buku The 7 Habits of Highly Effective juga dijelaskan macam-macam kebiasaan yang sangat efektif yang seharusnya dilakukan oleh remaja, diantaranya :

Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif “bertanggung jawab dengan hidup sendiri”.
Bersikap Proaktif adalah seseorang yang bertanggung jawab atas pilihan sendiri, tidak mudah tersinggung, berpikir sebelum bertindak, dan tidak mudah marah dalam menghadapi suatu masalah. Sebaliknya sikap reaktif adalah seseorang yang selalu menyalahkan masalah kepada orang lain, mengganggap dirinya hanya seorang korban, dan tidak bertanggung jawab terhadap hidupnya.
Sikap proaktif ini membiasakan belajar tersenyum dan hidup bersama dengan apa yang tidak disukai. Setiap mengalami kemunduran adalah peluang untuk mengubah menjadi kemenangan. Bangkit mengatasi pelecehan. Meneruskan kebiasaan baik kepada generasi mendatang.
Selain itu memiliki sikap “aku bisa” yaitu memiliki keyakinan dirinya bisa, berani, ulet, cerdik, kreatif, berani ambil risiko, dan sangat banyak akal. Dalam membuat keputusan selalu belajar menekan tombol pause yaitu menguasai diri dan merenungkan respon yang akan diberikan.

Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir, atau Mulailah dengan Mengingat-ingat Tujuan Akhir. “definisikanlah misi dan sasaran hidupmu”
Mengembangkan gambaran yang jelas tentang kehidupan, memutuskan apa nilai-nilainya dan menetapkan sasarannya. Maksudnya memikirkan apa yang diinginkan dan dicapai pada masa depan dengan menentukan pilihan dari sekarang. Keputusan yang kita ambil saat ini, itu sangatlah menentukan kehidupan kita di masa depan.
Dalam menentukan apa yang ingin dicapai di masa depan yaitu dengan cara melihat talenta apa yang dimiliki. Selain itu kita juga dapat dan harus menuliskan misi pribadi yaitu seperti kepercayaan pribadi, motivasi atau motto hidup yang menyatakan ingin seperti apa kita nanti. Buatlah misi pribadi itu bermakna untuk pribadi dan membuat kita terinspirasi oleh misi tersebut. Jika tidak mampu mengingat misi yang telah kita buat sebaiknya ditulis dan diletakkan ditempat yang akan membuat misi tersebut sering dibaca, sehingga kita menjadi ingat akan misi tersebut dan pada akhirnya berusaha untuk mencapainya. Jika misi tersebut tidak ditulis, itu sama saja dengan angan-angan yang apabila dicapai akan menimbulkan rasa senang dan bangga, namun apabila tidak tercapai tidak mempunyai dampak tertentu pada kehidupan.
Jika ingin mencapai sasaran atau cita-cita tersebut terdapat beberapa kunci : Pertama, perhitungkanlah biayanya. Berapa biaya yang mungkin akan dihabiskan dalam proses pencapaian tersebut, dan berapa banyak waktu serta energi yang dikeluarkan untuk pencapaian sasaran atau cita-cita tersebut. Kedua, tuliskanlah. Sasaran yang ingin dicapai harus ditulis karena itu akan sangat membantu, dibandingkan dengan sasaran yang tidak ditulis itu sama dengan angan-angan saja. Ketiga, laksanakan. Jangan ragu untuk melaksanakan sasaran tersebut, optimis dan percaya bahwa diri sendirilah yang mempunyai kuasa untuk melakukan sasaran itu. Keempat, gunakan moment yang tepat. Jadikanlah kemunduran dan tragedi sebagai batu loncatan untuk berubah. Maksudnya dalam mencapai sebuah sasaran kita sangat memerlukan moment yang tepat untuk melakukannya, dan jadikanlah sebuah kegagalan sebagai salah satu pelajaran untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Dan yang terakhir, ikatlah diri dengan orang lain. Ini bukan berarti bergantung kepada orang lain melainkan untuk menambah kekuatan dan peluang jika dilakukan bersama orang-orang yang jauh lebih berpengalaman.

Kebiasaan 3 : Dahulukan Yang Utama “susunlah prioritas, dan dahulukanlah hal-hal yang penting”.
Disini terdapat suatu model yang dinamakan “kuadran waktu” yang dapat membantu untuk mendahulukan hal yang utama :

Mendesak
Tidak Mendesak
Penting
1
ORANG YANG SUKA
MENUNDA-NUNDA
-          Ujian besok
-          Terlambat masuk kerja
2
ORANG YANG SUKA
MENENTUKAN PRIORITAS
-          Merencanakan sasaran
-          Olahraga
-          Membina hubungan
Tidak
Penting
3
ORANG YANG “YES-MAN”
-          Telepon tidak penting
-          Tekanan sesama
4
ORANG PEMALAS
-          Banyak nonton TV
-          Banyak main/game
-          Buang-buang waktu
Dari tabel di atas sangat jelas terlihat bahwa kuadran 2 yang paling baik “penting tetapi tidak mendesak” dan ini yang disebut mendahulukan yang utama dengan merencanakan dahulu dan menemukan pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan lebih dulu. Adapun cara yang harus dilakukan untuk menggeser sebanyak mungkin waktu ke kuadran 2 :
-          Kuadran 1 : Kurangi sifat menunda-nunda, kerjakan hal-hal yang penting terlebih dahulu, sehingga akan terhindar dari stres dan kelelahan akibat menunda-nunda tugas penting dan mengerjakannya di menit-menit terakhir.
-          Kuadran 3 : Berusaha menolak dengan baik terhadap hal-hal yang tidak penting untuk diri sendiri, janganlah menjadi orang yang selalu menyenangkan orang lain dengan mengorbankan waktu untuk kesenangan mereka.
-          Kuadran 4 : Kurangi kegiatan bermalas-malasan.
Selain menghabiskan waktu di kuadran 2, gunakanlah agenda dan buatlah rencana mingguan dalam hidup yaitu dengan mengidentifikasikan hal-hal besar yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan penting, lalu jadwalkan kapan hal itu akan dikerjakan, kemudian hal-hal yang kecilnya disisipkan pada sela-sela waktu yang kosong.

Kebiasaan 4 : Berpikir Menang-Menang “bersikaplah agar semua orang bisa menang”
Kecenderungan kita untuk bersaing merupakan kebiasaan buruk yang dapat merusak akal kita karena selalu ingin menjadi orang terbaik dan terdepan dalam segala bidang. Sebaiknya, kita memiliki sikap menang/menang artinya kita menang dan orang lainpun juga menang. Kita melakukan sesuatu hal bersamaan sehingga tidak ada persaingan, tidak ada sikap membanding-bandingkan dan tidak mengikuti ego.
Janganlah memandang hidup ini sebagai persaingan yang kejam dan tidak mau melihat orang lain sukses. Jika kita menerapkan sikap seperti itu, mungkin kita bisa menang dalam suatu persaingan tersebut namun kita akan sendirian dalam kemenangan itu karena sikap kita yang terus mengharapkan kemenangan dengan berbagai cara. Selain itu kita juga akan selalu merasakan kegelisahaan saat melihat orang lain menang. Maka dari itu, sangat penting sekali kita mempunyai sifat menang/menang yang semua orang mempunyai hak untuk menang bersama-sama.

Kebiasaan 5    : Berusaha Memahami Terlebih Dahulu, Baru Dipahami “jadilah pendengar yang baik, yang tulus”
Dalam kehidupan, memahami terlebih dahulu jauh lebih penting dibandingkan kita yang menuntut seseorang untuk paham. Caranya yaitu dengan mendengarkan dengan tulus menggunakan mata, hati dan telinga. Jika kita telah memiliki kebiasaan ini, maka orang lain yang kita pahami juga akan memahami kita.

Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi “bekerjasamalah agar mencapai hasil lebih baik”
Perbedaan itu akan bermanfaat apabila kita saling melengkapi, sinergi tercapai karena adanya perbedaan yang menghasilkan solusi baru yang lebih baik ketimbang apabila solusi itu dibuat sendiri. Caranya yaitu dengan mendifinisikan masalah dan peluang yang sedang dihadapi, lalu memahami ide atau pendapat orang lain, kemudian ide kita dipahami orang lain, setelah itu ciptakan kemungkinan dan ide baru, dan pada akhirnya akan terciptalah solusi yang terbaik.

Kebiasaan 7 : Asahlah Gergaji “perbaharuilah dirimu secara berkala”
Perbaharuilah, kuatkan, dan rawat tubuh, otak, hati serta jiwa agar tetap terjaga dengan baik. Semua dimensi ini sangatlah penting, apabila salah satu dari keempat dimensi tersebut rusak atau tidak berjalan dengan sempurna maka akan berpengaruh pada fungsi dimensi yang lainnya. Maka dari itu, kita harus selalu menjaga tubuh kita agar tetap sehat dengan makan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, berolahraga dengan teratur. Otak pun harus dirawat dengan baik dengan cara bersemangat dalam belajar, yakin bahwa belajar sangatlah penting dan berpengaruh besar dalam kehidupan, tak ada kata terlambat untuk belajar. Selanjutnya merawat hati dengan cara menjaga hubungan baik dengan orang lain. Dan yang terakhir adalah merawat jiwa dengan cara mengikuti siraman rohani.
kebiasaan memperbaharui diri ini membuat kita bisa terus melakukan enam kebiasaan efektif lainnya,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar